Recent post
Tampilkan postingan dengan label Insider. Tampilkan semua postingan

Baru-baru ini netizen Indonesia diresahkan dengan salah satu kelakuan seorang otaku / weaboo yang mengakui dirinya adalah seorang Lolicon dan Pedophile. Nah, apakah itu lolicon? Apakah ada keterkaitannya dengan masalah kelainan disorientasi sex seperti pedofilia? Insider Animex akan membahasnya!
Sungguh kelewat batas, kali ini ada salah seorang otaku / weaboo dengan secara terbuka, dan sadar diri mengakui dirinya adalah seorang lolicon sekaligus pedofilia. Hal ini membuat gempar netizen Indonesia karena dianggap meresahkan, bahkan KPAI dan pihak Kepolisian sudah mengusut kasus tersebut karena dimanapun pedofilia ini sudah menjadi salah satu penyebap kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur di Indonesia.
Walaupun begitu, banyak pihak yang mengatakan bahwa Lolicon itu tidak mesti sama dengan Pedofilia, dan banyak pihak penggemar Lolicon itu merasa tidak terima dengan Pedofilia. Mengapa? Simak ulasan berikut ini melalui kaca otaku:
Tentang Lolicon
Jika berbicara tentang Lolicon, pasti orang akan bertanya-tanya, apakah itu Lolicon? Lolicon merupakan singkatan dari Loli Complex, karena diserap dalam bahasa katakana Jepang, maka menjadi ロリコン (Dibaca: Roricon). Adalah ketertarikan / obsesi seseorang terhadap anak-anak dibawah umur, menjelang, atau sesudah pubertas, mereka biasa disebut Lolita (disingkat Loli). Obsesi yang dimaksud adalah, obsesi yang "tidak harus" berhubungan dengan seksualitas. Pelaku pedofilia "kebanyakan" Pria dan korban adalah anak perempuan / laki-laki di bawah umur.![]() |
Contoh karakter loli. Hina Takanashi - Papa no Iukoto wo Kikinasai |
Lolicon juga digunakan di dunia otaku Jepang (penggemar budaya pop Jepang) yang sering digunakan untuk mendefinisikan suatu genre atau penggemar yang memiliki obsesi yang sama persis seperti yang telah dijelaskan diatas. Hal ini mengacu pada ketertarikan akan karakter yang, atau berimage Loli yang akan kami jelaskan di bawah.
Loli
Seperti yang telah dijelaskan diatas, Lolita / Loli merupakan anak-anak yang dibawah umur, menjelang, atau sesudah purbetas, didalam dunia otaku Loli "hanya" berjenis kelamin wanita, sedangkan pria disebut Shota. Walau sejatinya di dalam dunia otaku Jepang banyak karakter yang hanya imagenya saja yang Loli. Karakter yang memiliki image Loli ini biasa disebut Legal Loli, atau Loli yang sudah memiliki umur dan sifat layaknya orang dewasa, namun struktur, bentuk serta karakteristik tubuhnya menyerupai seorang anak-anak yang belum tumbuh.![]() |
Kiri ke Kanan: Chino Kafuu (< 12 tahun), Chiyo Sakura (16 Tahun), Rory Mercury (961 Tahun) |
Saat ini sebutan loli sendiri masih ambigu karena penggunaannya bisa diberbagai dunia hiburan, tempat dan fashion. Serta belum ada ketentuan pasti karakteristik yang tepat menggambarkan seorang loli, karena ini tergantung presepsi masing-masing yang memahami sebutan Loli tersebut.
Disorientasi Sex Lolicon sama dengan Pedofilia?
Seperti yang kita sebutkan, banyak karakter Loli di dunia otaku Jepang yang memliki umur yang sudah dewasa, yang bisa kita sebut adalah Legal Loli dan ada karakter Loli yang memang memiliki karakteristik dibawah umur. Namun apakah seorang Lolicon tidak memiliki ketertarikan seks terhadap karakter loli yang ia senangi? Jawabnya adalah Iya. Jadi Lolicon adalah Pedofilia? Jawabannya adalah tidak semua.Jika anda bertanya mengapa jawabnya demikian, sederhananya anda perlu menelaah orang tersebut. Apakah dia memiliki ketertarikan terhadap dunia otaku atau tidak? Bagaimana dia menyukai loli? Apakah dia menyukai Legal loli (loli dewasa) ataupun Real Loli (loli dibawah umur)?
![]() |
Anime Uchi no Maid Uzasugiru! (Maid dirumahku sungguh Menyebalkan!) Menceritakan seorang loli berdarah Russia yang terganggu akan Maid (pembantu wanita) yang seorang lolicon dirumahnya. |
Sebagai contoh banyak orang di dunia otaku yang mencintai karakter atau animasi loli. Namun dia tidak menyukai loli di dunia nyata, orang seperti ini tidak perlu anda takuti atau klaim sebagai Pedofilia, karena dia tidak akan melakukan aksi kriminal seks terhadap anak-anak di dunia nyata, karena dia sudah tenggelam didalam dunia 2D / Animasi.
Adalagi dia memiliki ketertarikan pada Loli dewasa, dimana jarang sekali ditemukan di dunia nyata. Orang seperti ini biasanya masih berfikir rasional untuk melakukan tidak kejahatan seks terhadap orang-orang disekitarnya.
Ada contoh lagi, orang yang menyukai loli di dunia animasi atau populer Jepang, tidak menyukai anak-anak kecil di dunia nyata. Karena anak-anak di dunia nyata tidak bisa disesuaikan seperti loli-loli di dunia animasi, maupun loli dewasa (legal loli). Bahkan ada Lolicon yang menganggap bahwa Loli didunia nyata itu menyebalkan dan menyusahkan.
Lolicon hanya menyukai karakter wanita, tidak dengan karakter pria. Sedangkan Pedofilia biasanya tidak mementingkan jenis kelamin.
Dalam kesimpulan kasus-kasus tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang Lolicon belum tentu adalah seorang Pedofilia.
Kemanakah Pelampiasan Para Lolicon di dunia Budaya pop?
Jika anda bertanya demikian, maka anda perlu belajar kedunia populer Jepang, dimana banyak sekali hiburan seks yang mampu meredam amarah seorang Lolicon agar tak menjadi Pedofilia. Mulai dari Anime, Japan Adult Video (Jav), Animasi Hentai, Doujin, Hentai Doujin, dan Visual Novel. Dari dunia hiburan di budaya populer Jepang tersebut menyajikan genre seks Loli dan semuanya adalah legal.Kesimpulan
Dari semua pembahasan diatas dapat disebut bahwa seorang Lolicon berbeda dengan Pedofilia, mulai dari pandangan, kepercayaan serta hiburan. Namun, seorang Lolicon dapat menjadi seorang Pedofilia apa bila dia kehilangan pandangan dan tidak berfikir rasional. Pedofilia biasanya pelakunya kebanyakan Pria, dan korban bisa saja anak laki-laki atau perempuan. Namun Lolicon, pelakunya bisa saja Pria maupun Wanita, namun korbannya tidak berasal dari dunia nyata, bisa saja karakter anak perempuan, atau wanita dewasa yang memiliki image anak-anak yang tentu saja legal karena mereka berumur lebih dari 18 tahun, bahkan ada yang umurnya ratusan. Dan tidak semua Lolicon adalah Pedofilia begitu juga sebaliknya, tidak semua Pedofilia adalah seorang Lolicon.Demikian pembahasan Insider kami soal Fenomena Lolicon. Jika ada tambahan, kalian bisa tuliskan masukan kalian di kolom komentar yah.

Nampaknya anime yang digadang-gadang karakternya waifu-able ini sepertinya mengalami penurunan popularitas semenjak meluncurnya episode 2.
Siapa yang menyangka, anime yang saya damba-dambakan ini dengan fitur imoutonya hancur lebur di Epsiode 2-nya. Berbagai ketidak-simetrisan bentuk wajah dan tubuh karakter yang tidak sesuai menjadikan momok mengerikan. Tentu saja, hal ini mengundang protes dari banyak pihak terutama para pembaca manganya karena ternyata jalan ceritanya pun tak sesuai. Sampai-sampai di situs MAL (My Anime List) ada vote tersendiri untuk episode 2 kali ini.
Keanehan ini bahkan disampaikan para penggemar melalui twitter yang bisa ditemukan dikala kamu melakukan pencarian dengan hashtag #いもいも (baca: imo-imo).
Berubah dari smartphone ke foldphone
Walau begitu, banyak yang masih menantikan episode 3. Dimana para penggemar anime masih berharap episode selanjutnya akan lebih baik dan memaklumi untuk studio yang masih baru. Hal itu bisa dilihat dari beberapa review di situs Anikore.JP yang masih mengharapkan adanya perbaikan di episode selanjutnya.
Bahkan ada yang tidak mempedulikan kualitas gambarnya loh! Yang penting fan service-nya ditambahin.
Keanehan ini bahkan disampaikan para penggemar melalui twitter yang bisa ditemukan dikala kamu melakukan pencarian dengan hashtag #いもいも (baca: imo-imo).
これでも一部に過ぎない作画崩壊 #いもいも pic.twitter.com/tdO5ZMtiRx
— CMスタイルズ@スイッチブレード (@TACHIBANA_3) 17 Oktober 2018
Berubah dari smartphone ke foldphone
スマホからガラケーになんで変わるんだwww#俺が好きなのは妹だけど妹じゃない#いもいも#作画崩壊 pic.twitter.com/M8R4EOKhLJ
— リエネ#凛fam💜🌈🕒🥦🦋🍤🐶🎧🐱💸🐰🌾🌸🐏🍚♨️🦁🐾 (@SWD8030SOfnLV4L) 18 Oktober 2018
ピンナップ詐欺だろこれ#いもいも pic.twitter.com/PhkVCX1SnY
— かみの@二次垢 (@nijikamino) 17 Oktober 2018
Walau begitu, banyak yang masih menantikan episode 3. Dimana para penggemar anime masih berharap episode selanjutnya akan lebih baik dan memaklumi untuk studio yang masih baru. Hal itu bisa dilihat dari beberapa review di situs Anikore.JP yang masih mengharapkan adanya perbaikan di episode selanjutnya.
Bahkan ada yang tidak mempedulikan kualitas gambarnya loh! Yang penting fan service-nya ditambahin.

Pelajaran apa yang bisa didapat untuk para penulis dari anime seperti Comic Girls?
Banyak dari kita yang sangat suka cerita-cerita dalam anime , bahkan ada yang menginspirasi kita untuk mengambil langkah pertama menjadi penulis dan menciptakan petualangan kita sendiri. Perjalanan ini tidak eksklusif untuk pengamat dunia nyata sekalipun; peningkatan anime mengikuti pengembangan karya pembuatan konten, yang meliputi seperti novel, manga, dan video game. Jadi , bersama dengan inspirasi kami melalui karakter dan kisah mereka, beberapa anime favorit kami bahkan dapat menyimpan kiat berguna bagi para penulis pemula untuk penonton.
Kehidupan penulis sering digambarkan sebagai orang yang kesepian, tapi pelajaran penting yang pertama kali diajarkan anime adalah mengelilingi diri anda dengan orang-orang yang berpikiran sama. Ini adalah dasar dari anime Comic Girls saat ini, yang melihat artis manga yang sedang berjuang Kaoruko “Kaosu” Moeta pindah ke asrama untuk tinggal bersama mangaka remaja lainnya. Sementara masing-masing mengkhususkan diri dalam genre yang berbeda – Kaosu melakukan 4-koma strip, Tsubasa Shonen manga, Ruki Ero manga – menghabiskan waktu dengan rekan-rekan – literary-arm dapat menginspirasi tidak hanya langsung dengan hal-hal seperti rekomendasi peralatan, tetapi juga secara tidak langsung dengan interaksi sehari-hari yang dapat mendorong ide-ide untuk karakter, skenario, atau hanya memberikan poin referensi untuk dialog yang lebih realistis, yang merupakan alas an sebenarnya Kaosu bergabung dengan asrama!
Berada disekitar seseorang dengan cita-cita yang sama juga dapat mengundang persaingan yang sehat, bahkan memberikan motivasi untuk memulai. Beberapa penulis merasa berbagi naskah sangat memalukan seperti menyatakan one’s naked self, tetapi dalam seri novel Eromanga Sensei, kontes menulis adalah kejadian biasa yang sangat biasa dan sangat berharga dalam belajar untuk memahami atau menghargai satu sama lain. Selain itu, tidak ada yang menjadi Sir Arthur Conan Doyle dalam semalam, jadi mengapa tidak memasang taruhan kecil untuk membuat latihan lebih menyenangkan?
![]() |
awawawawawawawawawa~ |
Kehidupan penulis sering digambarkan sebagai orang yang kesepian, tapi pelajaran penting yang pertama kali diajarkan anime adalah mengelilingi diri anda dengan orang-orang yang berpikiran sama. Ini adalah dasar dari anime Comic Girls saat ini, yang melihat artis manga yang sedang berjuang Kaoruko “Kaosu” Moeta pindah ke asrama untuk tinggal bersama mangaka remaja lainnya. Sementara masing-masing mengkhususkan diri dalam genre yang berbeda – Kaosu melakukan 4-koma strip, Tsubasa Shonen manga, Ruki Ero manga – menghabiskan waktu dengan rekan-rekan – literary-arm dapat menginspirasi tidak hanya langsung dengan hal-hal seperti rekomendasi peralatan, tetapi juga secara tidak langsung dengan interaksi sehari-hari yang dapat mendorong ide-ide untuk karakter, skenario, atau hanya memberikan poin referensi untuk dialog yang lebih realistis, yang merupakan alas an sebenarnya Kaosu bergabung dengan asrama!
Berada disekitar seseorang dengan cita-cita yang sama juga dapat mengundang persaingan yang sehat, bahkan memberikan motivasi untuk memulai. Beberapa penulis merasa berbagi naskah sangat memalukan seperti menyatakan one’s naked self, tetapi dalam seri novel Eromanga Sensei, kontes menulis adalah kejadian biasa yang sangat biasa dan sangat berharga dalam belajar untuk memahami atau menghargai satu sama lain. Selain itu, tidak ada yang menjadi Sir Arthur Conan Doyle dalam semalam, jadi mengapa tidak memasang taruhan kecil untuk membuat latihan lebih menyenangkan?
![]() |
nice pose!! |
Berbicara tentang menyenangkan, para novelis pemeran Imouto sae Ireba Ii menjaga keterampilan mereka dengan cara playing tabletop role-playing games dengan orang lain, serta permainan papan dengan penekanan pada pemikiran kreatif. Datang dengan skenario dan karakter untuk digunakan dalam kampanye yang bersahabat secara alami dapat menjadi pengalaman yang berguna ketika dating dengan hal yang sama untuk upaya menulis yang lebih serius!
Pelajaran lain yang bisa diambil dari anime adalah menjadi riset dalam penelitian mu. Cerita memiliki kemampuan yang tak tertandingi untuk memandu pembaca melalui pengalaman yang mungkin tidak pernah mereka impikan, tetapi itu tidak berarti kita harus ceroboh dalam detail yang lebih baik.
Ketika Shirobako’s mMusashino Animation bekerja keras untuk mengadaptasi manga series The Third Girls ‘Aerial Squad ke dalam sebuah anime, mereka tidak bisa hanya tergantung pada perkiraan visual dari seri jet tempur, bahkan detail kecil sekalipun dapat membuat sesuatu yang tidak praktis ketika memindahkan cerita ke media yang lebih kinetic.
Untuk ini, mereka meminta bantuan Midori “Diesel” Imai sebagai Setting Researcher. Dengan kehausan alami akan penghetahuan, ia sangat mahir dalam tugas yang tidak menarik namun penting untuk diselidiki mulai dari spesifikasi desain hingga the text books pilots study from! Studio juga mengunjungi museum pesawat, karena dengan melihat jet tempur asli dan merasakan kokpit mereka dapat menambahkan tingkat kedalaman imajinasi, dan juga ini penting untuk pekerjaan mereka. Imajinasi adalah alat terbesar penulis, tetapi kita harus sering mendapatkan pengalaman atau pengetahuan untuk cerita-cerita untuk benar-benar terbang
![]() |
Kasian amat lu bang wkwkwk |
Pelajaran lain yang sering muncul di anime adalah pentingnya manajemen waktu! Jika kamu berada di tingkat di mana pekerjaan kamu sedang diterbitkan, kamu perlu mencoba mempertahankannya atau kamu akan berakhir terkunci di ruang tanpa jendela (Imouto sae Ireba Ii.) atau sel (Shirobako) oleh atasan kamu sampai pekerjaan selesai.
Contoh tadi itu jelas dibesar-besarkan untuk sentuhan komedi, tetapi dampak dari deadline tampak nyata bahkan dalam Comic Girls yang lebih ringan. Dari episode petama, kami melihat anggota asrama yang baru membantu senior mereka ketika deadline, dan seluruh episode didedikasikan untuk Tsubasa yang sering kelelahan karena bekerja. Bahkam jika kamu tidak dipublikasikan, rutinitas rutin dapat mengurangis dampak negative pada kehidupan sehari-hari mu, dan mungkin mempersiapkan kamu untuk apa yang akan datang…
Akhirnya, pelajaran paling penting yang dapat dipelajari seorang penulis dari anime adalah bangga dengan pekerjaan anda. Di Comic Girls, semua yang diinginkan Ruki Irokawa adalah menggambar hewan lucu, tetapi memiliki bakat untuk menggambar wanita yang menarik menyebabkan karir menggambar manga erotis dengan nama pena “Bakunyū♥Himeko.” Dia menemukan situasi yang memalukan, dia takut akan berita tentang acara meet-and-greet.
![]() |
"Kamu harus lebih mencintai dirimu sendiri" |
Setelah mendapatkan keberanian untuk hadir, dia terpesona oleh kerumunan yang dengan semangat menyambut dengan tepuk tangan dan kegembiraan yang luar biasa. Terlepas dari keberatannya sendiri tentang pekerjaannya, ia melihat betapa berartinya orang-orang, memperdayakan untuk melampaui rasa malu dan melihatnya di bawah cahaya baru … bahkan jika nama “Bakunyū♥Himeko” masih mengganggunya!
Pada akhirnya, tidakkah kita semua menulis untuk menghibur dan menginspirasi orang lain? Bahkan jika itu adalah subjek yang disukai orang lain, kamu harus menerima pekerjaan mu dan efeknya pada orang lain .
Adakah anime yang menginspirasi mu sebagai penulis? Beri tahu kami di bawah ini!
Sumber : crunchyroll
Navigation